News &
Updates

News Image

Share

Seni Melayani Memanusiakan Manusia
31 Juli 2024

Seni Melayani Memanusiakan Manusia

 

Surabaya, Kampus Ursulin-Sanmaris-Sabtu (27/7/2024). Pada hari Sabtu, 27 Juli 2024, Yayasan Paratha Bhakti mengundang tim Jabar Masagi datang ke Surabaya untuk memberikan materi workshop tentang bagaimana cara agar pendidik dapat memahami dan melayani peserta didik sesuai dengan jenjang usianya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh tenaga pendidik di bawah naungan Yayasan Paratha Bhakti, dari jenjang TK, SD, SMP, dan SMA. Kegiatan dilaksanakan secara bersama-sama, bertempat di Aula, Lantai 4, Jalan Raya Darmo, No.49 dari pukul 08.00 – pukul 13.00 WIB.

 

Kegiatan ini dibagi menjadi 2 sesi dengan masing-masing tema yang menarik. Sesi pertama yang disampaikan oleh Kang Prima, mengangkat tema “Mengenali Anak Didik”. Dalam sesi tersebut, tenaga pendidik disegarkan kembali tentang bagaimana cara untuk dapat mengenali anak didik di zaman sekarang ini. Anak didik bagi seorang pendidik memiliki makna yang sangat mendalam dan luas. Melihat anak didik dapat berkembang dan mencapai potensi mereka merupakan pencapaian yang sangat memuaskan bagi seorang pendidik. Setiap anak didik memiliki kebutuhan, minat, dan gaya belajar yang berbeda. Hal ini mendorong guru untuk terus berinovasi dalam memberikan metode pengajaran agar dapat menjangkau semua anak didik secara efektif. Selain itu interaksi dengan anak didik memungkinkan guru untuk memberikan pengaruh positif dan membantu membentuk karakter serta nilai-nilai hidup yang positif pada anak didik. Hubungan antara guru dan anak didik sering kali melibatkan aspek emosional dan sosial. Guru berperan dalam mendukung perkembangan emosional anak didik serta membantu mereka berinteraksi dengan teman sebayanya. Setiap anak didik pasti melalui tiga macam usia yaitu dimulai dari usia kronologis, usia metabolisme, dan usia mental. Dan ketiganya seharusnya dilampaui serta dilengkapi sesuai perkembangannya.

Dalam mendampingi dan melayani anak didik, seorang pendidik perlu lebih dulu mengubah mindset dalam diri sendiri. Seorang pendidik memiliki 3 peran penting, yaitu sebagai pendamping (coach), mentor, dan konselor. Ketiga peran tersebut memiliki tujuannya masing- masing. Peran guru sebagai pendamping bertujuan untuk membangun hubungan kemitraan agar dapat memaksimalkan potensinya. Peran guru sebagai mentor bertujuan untuk berbagi wawasan dan pengalaman sesuai minat dan keahliannya. Kemudian peran guru sebagai konselor bertujuan untuk mengenali kekuatan yang dimiliki anak didik dan mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki. 

Sesi kedua disampaikan oleh Teteh Dhini, mengangkat tema “Guru Sebagai Desainer Perubahan Perilaku”. Guru memiliki peran penting sebagai desainer perubahan perilaku anak didik sehingga melibatkan berbagai pendekatan strategis. Cara yang dapat digunakan guru untuk merancang dan memfasilitasi perubahan perilaku anak didik, yaitu:

  1. Memahami latar belakang, minat, dan kebutuhan anak didik untuk menyesuaikan pendekatan pembelajaran.
  2. Penerapan strategi pembelajaran yang cocok.
  3. Pengembangan keterampilan sosial dan emosional.
  4. Penetapan tujuan dan tindak lanjut.
  5. Melibatkan atau kolaborasi dengan orang tua.
  6. Penggunaan teknologi.
  7. Penerapan teknik manajemen kelas.
  8. Pemberian kesempatan untuk refleksi.
  9. Adaptasi dan evaluasi.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, diharapkan guru dapat membantu anak didik untuk dapat mengembangkan perilaku positif yang mendukung keberhasilan mereka dalam belajar dan kehidupan sehari-hari.

 

Penulis: Fransisca Ika Yunita Anjani

Editor: Ana Maria